Di atas Belanda, masih ada Belanda lagi

Belanda aja udah di utara, masih ada pulau yang lebih utara lagi daripada daratan Belanda? Jawabannya, tentu saja ada! Kemarin gue berkesempatan pergi ke Texel, salah satu pulau yang berada di utara Belanda. Walaupun letaknya di atas, Texel nggak termasuk ke provinsi terutara Belanda yaitu Friesland, melainkan dia masih masuk ke provinsi Noord-Holland.

*buka Wikipedia*

Texel adalah salah satu pulau dari gugusan kepulauan West Frisian selain Vlieland, Terschelling, Ameland, Schiermonikoog, dan beberapa pulau kecil seperti Noorderhaaks, Richel, Griend, Rif, Engelsmanplaat, Simonszand, Rottumerplaat, dan Rottumeroog. Gugusan kepulauan ini membentang sampai ke utara, berbatasan langsung dengan Jerman bagian utara dan Denmark. East dan North Frisian Islands punya Jerman, dan Denmark punya Wadden Sea Islands. Pulau-pulau besar yang tadi gue sebut adalah tujuan wisata populer bagi warga Belanda, kecuali pulau-pulau kecilnya, yang nggak berpenghuni. Jadi kalau mau ke pulau-pulau kecil itu, kita harus punya izin khusus.

Pergi ke Texel nggak susah kok. Dari Leiden Centraal gue bisa naik kereta sampai Amsterdam Sloterdijk, kemudian transit untuk naik kereta dengan tujuan akhir Den Helder. Di Den Helder, gue beli tiket bus Texelhopper. Kalo cuma tiket bus harganya 3 euro, kalo mau beli barengan sama tiket feri harganya jadi 5.50 euro. Yang nyebelin, di pulau ini sistem kartu OV chipkaart enggak berlaku, jadi gue harus merogoh kocek untuk beli tiket sekali jalan. Perjalanan dari Den Helder ke Texel naik feri nggak lama kok, cuma 20 menit…

Peta Texel, gambar diambil dari Google
Peta Texel, gambar diambil dari Google

Perhentian pertama gue adalah Den Burg. Di Den Burg nggak terlalu istimewa, cuma ada pusat kota dengan berbagai toko. Yang menarik, di Den Burg ada toko kecil yang jual dekorasi rumah, dan isinya tuh… bagus-bagus banget! Gue sampe nahan diri untuk nggak beli. Ditambah lagi, Texel adalah pulau dengan populasi domba yang kabarnya lebih banyak daripada populasi orang, jadi di toko ini dijual banyak suvenir dari bulu domba asli. Interior tokonya kurang lebih kayak gini…

IMG_20150623_205011

IMG_20150623_134304

IMG_20150623_134010Fun fact: Coba perhatiin gambar terakhir, di deretan miniatur perahu paling atas. Miniatur perahu paling kanan adalah miniatur kapal Batavia, salah satu kapal paling terkenal dalam sejarah penaklukan dunia oleh Belanda. Kapal ini sempet mampir ke Batavia (ya, Batavia yang sekarang adalah Jakarta), sebelum akhirnya karam di perairan dekat Australia Barat. Kalau kamu ke kota Fremantle di Western Australia, pasti akan ketemu sama museum maritim yang memajang rongsokan dari kapal ini.

Setelah puas cuci mata dan makan siang di Den Burg, gue kembali naik bus untuk pergi ke De Koog. Ada apa di De Koog? Di daerah De Koog, ada Duinen van Texel National Park. Berdasarkan laman web, di taman nasional ini kita bisa menemukan tiga penampakan alam dalam satu taman nasional: hutan, pantai, dan bukit pasir. Ngebayanginnya aja udah seru banget, jadi gue semangat banget untuk pergi kesana.

Pintu masuk Duinen van Texel National Park adalah pantai bernama Kogerstrand. Pantai sebelah barat Texel ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada pantai untuk rekreasi, pantai untuk konservasi alam (dan masih bisa didatengin orang) dan pantai yang ditutup untuk umum. Kogerstrand sendiri termasuk pantai rekreasi, dan sejauh mata memandang, daerah ini penuh dengan tenda-tenda. Ternyata tempat ini adalah camping grounds alami. Mobil-mobil diparkir di tempat parkir sendiri, sementara tenda dan karavan didirikan di petak-petak di antara pantai dan bukit pasir. Gue berjalan ke arah utara. Awalnya sih lewat pantai, tapi angin laut yang luar biasa dingin memaksa gue untuk melipir dan mengambil jalan lewat hutan.

IMG_20150623_161727Keluar dari hutan, ada jalan setapak. Kalo lagi jalan di Duinen van Texel, kamu wajib banget harus ngeliat logo berwarna kuning dan merah dengan tulisan ‘Waddenwandelpad’. Ini adalah jalur perjalanan resmi dari negara. Nyasar sedikit, nggak jamin bisa balik ke kota, lho. Soalnya taman nasional ini cukup luas dan rumah dari berbagai spesies binatang liar, dan nggak ada batas sama sekali antara manusia dengan hewan liar yang bebas berkeliaran dan tinggal disini. Lu kata kebun binatang?

Depan gue langsung puluhan bukit pasir dan padang savana. Gue jalan lurus terus, ngelewatin padang savana dan bukit pasir. Rasanya adem dan tenang banget. Semuanya ijo, ada beberapa bunga yang entah namanya apa, mirip lavender, warnanya ungu pastel. Gue jalan terus sampe akhirnya gue ngeliat ada tangga naik ke bukit pasir yang cukup tinggi, dan ternyata dari bukit pasir itu kita bisa ngeliat seantero taman nasional! Bahkan mercusuar Texel yang ada nun jauh di utara Texel bisa kelihatan dari bukit pasir ini.

Di salah satu bukit pasir tertinggi di taman nasional. Dari jauh kelihatan dua danau yang pengen gue datengin, sayangnya pintu masuknya ditutup. Mungkin lagi musim migrasi burung sehingga burung-burung pada bertelur disana.
Di salah satu bukit pasir tertinggi di taman nasional. Dari jauh kelihatan dua danau yang pengen gue datengin, sayangnya pintu masuknya ditutup. Mungkin lagi musim migrasi burung sehingga burung-burung pada bertelur disana.

Nggak kerasa, gue jalan di taman nasional ini sekitar dua jam lebih. Menurut gue, taman nasional ini jauh lebih menyenangkan dan menantang daripada Hoge Veluwe karena medannya yang lebih sulit. Di Hoge Veluwe kan jalannya lurus lurus aja, nah di Duinen van Texel ini jalannya agak susah karena banyak tanjakan dan turunan dari pasir, bahkan di hutannya. Mending kalo pasirnya pasir kasar, nah ini pasir halus yang sekali dipijak bisa berasa turun tiga langkah. Kalau mau pergi kesini, lebih baik pake walking boots atau all-terrain running shoes yang solnya lebih kuat daripada sepatu lari biasa. Apalagi untuk kamu yang doyan trekking tapi sering kecelakaan (baca: keseleo) kayak gue, pake sepatu lari trail running cocok banget untuk di medan dengan tingkat kesulitan menengah kayak gini.

Lain kali gue mau lagi sih pergi ke Texel, penasaran sama danaunya dan pengen jalan sampe ke De Cocksdorp, tempat si mercusuar Texel!

15 komentar pada “Di atas Belanda, masih ada Belanda lagi”

  1. Anginnya keras banget kayaknya itu ya Mbak :hehe. Perjalanan yang menantang juga soalnya salah langkah atau salah jalan bisa tidak balik ke kota, alamak, itu bisa-bisa batal pulang jadinya :huhu. Tapinya seru banget… betulan jadi petualang, menembus hutan, mendaki gunung dan melewati lembah. Apalagi ada pelajaran sejarahnya juga berupa kapal Batavia :hehe. Meski pulaunya tidak terlalu besar tapi banyak yang bisa ditelusuri, ya.

    Suka

    1. Anginnya sih nggak sante. Huhuhuhu… Lama2 kamu nyanyi gitu aku jd Hatori :p Iya, emang harus nginep kayaknya kalo mau menjelajahi Texel ampe abis.

      Disukai oleh 1 orang

  2. Ini kayak yang pernah ditulis Yayang bukan ya Crys. Ahhh jadi pengen latah pengen ikutan kesana aku. Musti nginep kayaknya ya biar puas menjelajah seluruh Texel. Ada penginepan kan disana?

    Suka

    1. Hmmm kurang lebih begitu. Apa yah? Di Indonesia gak ada bukit2 pasir sih jadi gak bisa dibandingin… Hehehe

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.