Orang Belanda dan Kopi

Setelah kemarin gue nulis sesuatu yang super ngaco, maklum dari kemarin itu gue sengaja membiarkan hati mengambil alih otak selama 4 hari berturut-turut, akhirnya kali ini gue datang lagi dengan tulisan yang lebih masuk akal dan lebih berkontributif. Kali ini gue mau ngomongin tentang kecintaan orang Belanda dengan kopi.

Kalau orang Jerman nggak bisa dipisahkan dari bir, orang Belanda nggak bisa dipisahkan dari kopi. Awalnya sih gue nggak begitu merhatiin fenomena ini, tapi gue mulai heran ketika di setiap break pasti dinamakan coffee break. Terus gue ngeliat di beberapa toko, rupanya ada dijual mesin-mesin peracik kopi, mulai yang sederhana kayak French press, medium seperti merek Nespresso, sampai ke mesin coffee bean grinder yang luar biasa besar. Kemudian di awal bulan Agustus ini gue nginep di rumah kenalan gue yang orang Belanda, pagi-pagi dia ngeracik kopi dan beberapa menit kemudian jadilah latte macchiato ala kafe. Kalo gue pergi ke supermarket, gue jarang ngeliat kopi yang berbentuk kopi instan. Biji kopi jadi primadona disini, rupanya orang Belanda lebih suka memanggang dan menggiling biji kopi sendiri.

Gue sih nggak begitu suka minum kopi. Kalaupun minum, jarang banget minum kopi item, karena cepat banget bereaksi di perut gue. Nggak setiap hari minum, tapi dalam waktu seminggu pasti ada satu hari dimana gue ngerasa butuh minum kopi. Ya kalo udah ngerasa butuh, baru nyari kafe untuk ngopi. Kopi kesukaan gue adalah koffie verkeerd, alias kopi susu, terus gue tambahin dua sendok teh gula. Mantap! Lagipula ternyata kopi disini enak-enak banget dan cari kafe semudah cari air minum. Di Belanda, warung kopi lokal sangat menjamur, mulai dari franchise nasional seperti Coffee Company, Bagels and Beans, Kaldi, sampai ke kafe-kafe belajar di kampus. Semuanya menyediakan kopi, dan semuanya enak banget. Mungkin karena kopinya digiling sendiri. Di Belanda, Starbucks nggak terlalu laku. Orang sini menganggap Starbucks sebagai sekedar warung kopi yang jual kopi kebanyakan gula. Udah gitu harganya mahal, lagi. Masa untuk satu gelas kopi varian apa saja yang tall harganya bisa sampai 4 euro? Di kafe kampus, gue udah bisa minum 2 gelas kopi dengan modal segitu. Nggak heran, di Belanda, Starbucks lebih banyak didatangi oleh orang-orang Asia atau Amerika daripada orang lokalnya.

Kenapa ya, orang Belanda sangat suka minum kopi? Ada yang tahu?

10 komentar pada “Orang Belanda dan Kopi”

      1. Nih deket rumahku udh berapa kafe deh. Banyak pilihan. Disini kalo coffee shop maksudnya rumah jualan ganja. Hahahaa… Padahal di mulut lebih enak ngmg coffee shop yak…

        Disukai oleh 1 orang

  1. Baru aja nemu blog ini nih, salam kenal yah 🙂
    Wah jadi pingin ngrasain kopi di Belanda, kayaknya enak banget. Kayaknya emang Starbucks ga gitu laku yah klo di Eropa, saya liat juga waktu tinggal di Prancis dulu. Lha kopi di cafe2 emang rasanya lebih enak dan kental plus harganya ga semahal Sbucks.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.