Gue memang buta banget soal seni. Kalau disuruh ngomong tentang periode seni, pasti nggak ngerti sama sekali. Tapi gue tahu yang namanya seni itu bagus enggaknya dimana, dan paling nggak gue tahu soal selera gue lah. Gue suka banget seni geometris yang semuanya berdasarkan aturan, dan ternyata dalam dunia seni lukis, selera gue itu namanya Art Deco dan/atau Art Nouveau. Nah, hari ini gue mau cerita tentang pelukis yang baru-baru ini gue nikmati karyanya.
Jan Toorop namanya. Beliau memang dikenal sebagai pelukis Belanda, tapi menurut gue dia bukan pelukis Belanda melainkan pelukis Indo. Kenapa? Lha, lahirnya di Purworejo! Kemudian dia sempat menghabiskan masa kecil di pulau Bangka hingga umur 9 tahun sebelum akhirnya pindah ke Belanda untuk bersekolah. Mukanya aja jauh dari opa-opa Belanda, mukanya kayak opa-opa Jawa gitu toh ya!
Apa yang membuat gue jatuh hati dengan Jan Toorop? Kemampuannya melukis adalah salah satu alasannya. Selama karir hingga wafat, Toorop adalah seorang seniman jack of all trades. Menurut gue dia serba bisa banget, segala macam teknik lukisan dia bisa, mulai dari impressionism, sketsa, sampai ke dua tipe lukisan dia yang menurut gue keren banget: Art Nouveau dan Pointilism.
Ini adalah salah satu lukisan Jan Toorop bergaya Art Nouveau yang gue suka. Judulnya “Delftsche Slaolie”. Entah kenapa lukisan ini berasa dibuat di tahun 1960-an buat gue, dan gue agak kaget waktu lihat lukisan ini dibuat di awal abad ke-20, sebelum gerakan Art Nouveau padam dan diganti dengan Art Deco. Gue suka banget dengan liuk-liuk garisnya yang tegas tapi juga terlihat geometris pada saat yang sama. Kalau mau Google, di beberapa lukisan Art Nouveau dia, kentara sekali ornamen dekoratif Jawa.
Lukisan lain berbau Art Nouveau hasil karya Toorop. Yang ini judulnya “Psalm of David” dan dibuat pada tahun 1927. Toorop memang terkenal sebagai pelukis yang akhirnya memeluk agama Katolik dan menjadi perintis Catholic Symbolism. Setelah dia memeluk Katolik, dia sering memasukkan unsur cerita Alkitab dalam lukisan-lukisannya. Ini adalah salah satu lukisan kesukaan gue dari beliau karena pemilihan warnanya.
Selain itu, gaya lukisan Toorop yang lain yang menjadi favorit gue adalah pointilism. Pointilism adalah teknik melukis dengan cara menggunakan titik-titik warna untuk menghasilkan lukisan utuh. Semacam mozaik gitu kali ya. Yang bikin menarik, jika di Art Nouveau si Toorop memakai warna-warna kontras dan berani (sama dengan garis-garisnya yang tegas), di Pointilism beliau lebih memilih memakai warna-warna halus.

Untuk yang masih penasaran dengan lukisan lain Jan Toorop, bisa lihat koleksinya yang lagi dipamerkan di Gemeentemuseum Den Haag. Selain itu beberapa lukisan beliau juga ada di Museum Boijmans van Beuningen (Rotterdam) dan Museum Kroller-Muller (Otterlo).

Wah baru denger juga painter ini. Karyanya suka deh, kayaknya musti cari tahu ttg dia.
SukaSuka
Udah cari tahu belum?
SukaSuka
Waduh di tes hahaha….ampun ibuuu belum sempet!
SukaSuka
Iya ya Jan Toorop itu genre berkeseniannya lebar juga, aku baru tau. Selama ini taunya karya seninya dia ‘gelap’ dan agak mistis gitu.
SukaSuka
Agak mistis karena dia banyak main di simbolisme katolik kayaknya, Aya.
SukaSuka
sumpah yg self-potrait KEREN BANGET
SukaSuka
Itu salah satu lukisan dia yang gue suka banget!
SukaDisukai oleh 1 orang
Psalm of David itu lukisan yang berani banget yaa. Warnanya merah terus pose si objek lukisannya juga seolah nantangin banget :hehe. Nadanya sama dengan self potrait yang ada di akhir tulisan–tegas dan berani. Iya, mukanya memang lebih mirip opa-opa Jawa… ada campuran darah Indonesianya kali ya Mbak?
SukaSuka
Sepertinya sih gitu ya…
SukaDisukai oleh 1 orang
aku yang sempet dapat mata kuliah sejarah seni rupa indonesia dan dunia baru denger nama dia di blog kamu, thank you!
SukaSuka
Hai! Wah semoga bermanfaat ya 🙂 aku suka banget sama lukisan dia 🙂
SukaSuka